Rabu, 09 Oktober 2013

"Kecil" bisa berarti BESAR


Kalian tahu semut....? bentuknya apa...? "kecil". Kalian tahu gajah...? bagaimana kelihatannya bentuk tubuh gajah...? bentuknya....? "besar". Menurut pemahaman "optik" yang telah tertanam di saat kita mulai beranjak dewasa, besar itu berukuran seperti yang kita bayangkan dan terlintas dipikiran kita saat ini...(pada mikir!!!!!). Sedangkan "kecil' dimaknakan oleh pikiran kita seperti apa yang kita ketahui bahwa "lawan" dari "besar" adalah.....?(kecil).

Pernahkah terpikirkan, bagaimana kalau dari semenjak kita anak-anak yang ditanamkan didalam ranah kognitif (pengetahuan) kita, bahwa benda seperti "rumah", "kapal laut", "pesawat", "mobil" serta makhluk hidup, yang kita contohkan di depan tadi "gajah" itu kita sebut bentuknya itu "kecil". (coba mikir)....

Betapa bersyukurnya kita, diberi pengetahuan seperti sekarang, diberi kemampuan mengindera, merasa, membandingkan, sungguh pun tidak ada yang sia-sia, "Alhamdulillahirabbil`alamin". Pengetahuan yang kita peroleh sekarang adalah sesuatu yang betul-betul membuat kita harus selalu bersyukur kepada sang pencipta. 

Kembali ke awal tadi, bentuk kecil dan besar, sekarang pernahkah kita meremehkan yang kecil dan mementingkan sesuatu yang besar...? (menurut akal dan logika kita).

Kawan-kawan ku, aku sering sekali meremehkan panggilan shalat, panggilan adzan, atau meremehkan "amalan" yang seharusnya rutin kulakukan, tetapi karena "misalnya" ingin segera masuk kuliah, karena telat, atau dikejar deadline (waktu pengumpulan) tugas mau segera dikumpul, atau harus check in di bandara dan lain-lain (semua faktor keduniaan) maka pasti yang kudahulukan itu mengerjakan yang kuanggap hal itu "besar" (urusan keduniawian). Tetapi yang terjadi setelah aku melakukan hal yang kuanggap "besar" tadi, seringkali pula, ups...bukan sering kali, tapi setiap kali juga, hal yang ku anggap besar tadi ternyata hanyalah masalah yang sepele, sangat sepele malahan. Mengapa demikian, karena jika aku mengerjakan shalat dulu, atau mengamalkan ibadah tertentu di waktu tertentu dahulu (atau didahulukan) tidak akan mengganggu aktifitas keduniaanku yang lain. Coba saja, sekali-kali kalian rasakan dan nikmati bagaimana kalau yang dianggap "kecil" tadi di nomor duakan dan urusan keduniaan kalian dahulukan. Pasti akan kalian rasakan seperti yang kurasakan, bahwa waktu kita yang paling minimal kalau dikalkulasikan cuma habis 4 jam untuk mengerjakan ibadah dan beramal, maka tidak akan menggangu aktifitas keduniaan. 

Guru mengaji ku, pernah berkata, "bahwa, mengaji (membaca Al-qur`an) setiap hari rutin selama seperempat jam, tidak akan pernah mengganggu aktifitas-aktifitas yang lain". Jadi produktivitas kita akan bernilai sama dengan atau tanpa kita melakukan ibadah. Tujuan kita diciptakan jadi penghuni dunia untuk apa kawanku...?...Untuk BERIBADAH.

Contoh di atas terlalu berat ya kawanKu....?, baik, coba kamu ambil atau pegang satu aja semut merah, maka apa yang kamu takutkan....? "ah, cemen, itu tidak masalah, digigitnya...? juga tidak masalah". Baik, sekarang kamu injak-injak sarang semut merah, kemudian tahan minimal 1 menit (pakai alas sepatu, boleh, tapi lebih baik tidak pakai alas kaki, supaya lebih merasakan dan lebih meresapi)....atau setengah menit saja...? Berani...? 

Intinya, selagi masih ada di dunia, jangan meremehkan hal se kecil apapun, namun jangan juga menyepelekan hal yang besar, baik dari urusan keagamaan, ibadah, muamalah, serta urusan keduniaan lainnya, (harus kita tanamkan, bahwa tidak ada yang remeh temeh, dan tidak ada yang diutamakan untuk urusan keduniawian, namun harus selalu diutamakan jika menyangkut urusan ibadah, muamalah, dan amaliah lainnya (ukhrawi).  Karena kita sudah diperintahkan untuk beribadah jika memang waktunya beribadah, tapi kita juga diperintahkan untuk mengerjakan "urusan-urusan lainnya (selain beribadah), sebaik-baiknya" ...Tapi yang harus benar kita rubah, pola pikir kita, bahwa ibadah itu memang sesuatu yang besar, sesuatu yang penting. Karena untuk itu kita tercipta, dan diciptakan untuk melaksanakan sebaik-baiknya. Wallahu'alam.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar